Hari Raya Idulfitri atau Lebaran menjadi momen spesial yang sangat dinantikan umat Muslim di seluruh penjuru Indonesia. Selain menjadi ajang silaturahmi dan saling memaafkan, momen Lebaran juga identik dengan hidangan khas yang menggugah selera, termasuk beragam cemilan tradisional.

Cemilan khas Lebaran dari Sabang sampai Merauke mencerminkan kekayaan kuliner Nusantara yang tak hanya lezat, tetapi juga sarat makna budaya. Dari Aceh hingga Papua, setiap daerah menyuguhkan keunikan rasa yang tak boleh dilewatkan saat Lebaran tiba. Simak ulasannya sampai akhir!

Ragam Cemilan Lebaran Tradisional di Berbagai Daerah

Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki kekayaan kuliner yang sangat beragam, termasuk dalam kategori cemilan Lebaran.

Berikut adalah beberapa jenis cemilan khas Lebaran dari berbagai daerah yang patut dicicipi:

1. Aceh – Kue Keukarah dan Kue Bohromrom

Dari ujung barat Indonesia, masyarakat Aceh menyajikan Kue Keukarah yang terbuat dari tepung beras dan gula merah. Kue ini berbentuk jaring-jaring halus seperti sarang laba-laba dan memiliki rasa manis legit. Selain itu, ada juga Kue Bohromrom, sejenis klepon berisi gula merah yang dibalut kelapa parut, menjadi sajian khas saat Lebaran.

2. Sumatra Barat – Kue Lamang Tapai

Masyarakat Minangkabau punya sajian unik berupa Lamang Tapai, yaitu ketan yang dimasak dalam bambu lalu disajikan dengan tapai hitam (fermentasi ketan hitam). Perpaduan rasa manis dan asam memberikan sensasi khas yang membedakannya dari cemilan daerah lain.

3. Sumatra Selatan – Kue Maksuba dan Kue Delapan Jam

Dua kue ini menjadi primadona saat Lebaran di Palembang. Kue Maksuba dibuat dari telur bebek dan susu kental manis tanpa menggunakan tepung, menghasilkan tekstur yang legit dan lembut.

Sedangkan Kue Delapan Jam dinamakan demikian karena proses pembuatannya yang memakan waktu lama, tapi sebanding dengan rasa manis dan aroma khasnya.

4. Jawa Tengah – Kue Apem dan Kembang Goyang

Di daerah Jawa, terutama Jawa Tengah, Apem menjadi simbol permohonan maaf dan pengampunan. Apem terbuat dari tepung beras yang difermentasi, bertekstur empuk dan sedikit asam.

Sementara Kembang Goyang, meskipun lebih dikenal dari Betawi, juga populer di Jawa dengan rasa gurih dan renyah.

5. Yogyakarta – Yangko dan Geplak

Yangko adalah kue mochi khas Jogja yang manis dan kenyal, biasanya dikemas dalam kotak mungil. Sementara Geplak adalah campuran parutan kelapa dan gula yang dicetak bulat dan diberi warna-warni cerah, menambah semarak meja Lebaran.

6. Betawi – Kue Sagon dan Kembang Goyang

Di Jakarta, kue sagon yang terbuat dari kelapa sangrai dan tepung ketan menjadi favorit. Rasanya gurih dan manis. Kembang Goyang dengan bentuknya yang cantik dan renyah, selalu menghiasi toples Lebaran warga Betawi.

7. Kalimantan – Wadai Rangai dan Wadai Bingka

Di Kalimantan Selatan, masyarakat Banjar menyajikan Wadai Rangai (kerupuk manis dari ketan) dan Wadai Bingka (kue basah dengan tekstur lembut dan rasa manis khas). Kue-kue ini bukan hanya hidangan Lebaran, tetapi juga identitas budaya daerah.

8. Sulawesi – Cucur dan Kue Baruasa

Cucur adalah kue goreng berbahan tepung beras dan gula merah yang memiliki bagian tengah tebal dan pinggiran tipis renyah. Di Sulawesi Selatan, khususnya Bugis, juga dikenal Kue Baruasa, kue khas dari kelapa parut, gula merah, dan telur, yang sering hadir saat perayaan hari besar.

9. Bali dan Nusa Tenggara – Jaje Laklak dan Kue Perahu

Meski masyarakat Bali mayoritas non-Muslim, perayaan Lebaran di kalangan Muslim setempat tetap semarak dengan Jaje Laklak, sejenis serabi dengan taburan kelapa parut dan gula merah cair. Di NTB, ada Kue Perahu yang unik karena berbentuk seperti perahu kecil dari adonan tepung dan santan.

10. Maluku dan Papua – Sagu Lempeng dan Kue Bagea

Di wilayah timur Indonesia, sagu menjadi bahan utama. Sagu Lempeng adalah kue padat dan keras yang bisa disimpan lama, cocok sebagai cemilan Lebaran. Kue Bagea juga berbahan dasar sagu dengan isian kacang kenari, memberikan rasa unik dan renyah.

Kekayaan Kuliner Nusantara dalam Setoples Cemilan

Cemilan khas Lebaran dari Sabang sampai Merauke bukan hanya sekadar makanan ringan, melainkan juga representasi budaya, sejarah, dan kearifan lokal. Setiap gigitan menyimpan cerita – mulai dari proses pembuatan tradisional hingga nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya.

Misalnya, kue Apem yang bermakna permohonan maaf, atau kue Maksuba yang melambangkan kemewahan dalam menyambut tamu.

Di era modern, keberadaan cemilan khas ini semakin dilestarikan melalui berbagai inovasi pengemasan dan distribusi. Banyak pelaku UMKM yang menjual kue-kue tradisional secara online, menjangkau pasar nasional hingga internasional. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menjaga orisinalitas rasa dan resep asli dari generasi ke generasi.

Keberagaman Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tradisi kuliner saat Lebaran. Cemilan khas Lebaran dari Sabang sampai Merauke menjadi bukti bahwa Indonesia kaya akan cita rasa, budaya, dan warisan yang patut dijaga.

Dari manisnya Lamang Tapai Minang hingga gurihnya Kue Sagon Betawi, semuanya menyuguhkan kenangan dan rasa rindu akan kampung halaman.

Maka, tak ada salahnya menjadikan momen Lebaran sebagai waktu yang tepat untuk menjelajahi kekayaan kuliner Nusantara melalui cemilan-cemilan khas daerah.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *