Sebagai generasi termuda dan terbanyak yang akan memberikan suaranya pada Pemilu 2024 nanti, Gen Z memegang peranan yang penting. Menariknya, mereka yang dikenal ”manja” justru menjadi generasi yang tidak ingin Golput. Keinginan mereka untuk berpartisipasi pada politik patut diacungi jempol.
Survei Litbang Kompas pada Januari 2023 menyatakan bahwa hanya 0,6 persen Gen Z yang berniat Golput pada Pemilu mendatang, dibandingkan dengan Gen Y dengan persentase kemungkinan Golput sebesar 1-1,3 persen dan Gen Baby Boomers sebesar 1 persen.
Pemahaman mengenai apa itu Golput malah meyakinkan mereka untuk tidak melakukannya karena besarnya antusiasme mereka dalam memilih sosok pemimpin di masa depan.
Gen Z sebagai Penentu di Pemilu tahun 2024
Gen Z dinilai memegang peranan penting dalam Pemilu 2024. Hal ini didukung oleh pernyataan dari pakar Komunikasi Politik Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Muhammad Danu Winata S.Sos MA MSi, dalam acara Talkshow ”Gaya Politik Gen Z” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) UNESA (Rabu 07/06/2023), di mana terdapat tiga alasan Gen Z menjadi penentu di Pemilu 2024 nanti, yaitu:
1. Aspek Kuantitas
Jumlah calon pemilih yang merupakan anak muda kelahiran Gen Z saat ini mendominasi. Sebanyak 60% calon pemilih di Pemilu 2024 nanti adalah Gen Z.
Oleh karena itu, secara kuantitas generasi Gen Z lebih unggul sebagai pemilih dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Dengan ini, suara dari Gen Z menjadi penentu besar hasil pemilu.
2. Pemikiran Gen Z
Sebagai generasi yang vokal dan berani menyuarakan opininya, Gen Z memiliki pengaruh yang kuat dalam menggiring narasi. Kecenderungan Gen Z yang selalu melempar isu ke media sosial dan dibahas oleh banyak orang bisa menjadi penentu di pemilu.
Orang akan terpengaruh dengan topik-topik menarik yang dicetuskan Gen Z mulai dari isu kesehatan mental, lingkungan, kebijakan-kebijakan, disabilitas, penentuan sosok pasangan yang akan dipilih, dan sebagainya.
3. Tidak Golput
Golput atau Golongan Putih merupakan istilah politik di mana seseorang tidak memberikan suaranya atau tidak memilih satu pun pasangan peserta pemilu dalam proses pemilihan umum.
Golput juga bisa berarti datang ke tempat pemilihan umum namun tidak ikut memberikan suara hingga proses pemungutan suara selesai. Seperti telah di singgung sebelumnya, kecenderungan Gen Z untuk melakukan Golput justru sangat kecil. Bahkan mereka akan cenderung mengkritik secara terbuka bahkan di berbagai platform media sosial.
Danu menyatakan bahwa kecenderungan Golput justru ada di kalangan Milenial daripada Gen Z. Selanjutnya menurut Danu, isu pemilu yang menarik perhatian Gen Z adalah para calon legislatif yang mendaftar terlebih mereka yang datang dari kalangan artis.
Lalu, ketika terdapat perilaku politik yang tidak pantas, tanggapan Gen akan hal ini adalah kritik mendalam hingga merespons dalam media sosial dan membuatnya viral. Jadi sudah tidak dipungkiri eksistensi Gen Z dalam Pemilu 2024 tidak dapat dipandang sebelah mata dan karenanya pula mereka akan menggunakan hak pilih mereka dengan sepenuhnya.
Menanggapi fenomena ini, sudah sepatutnya kita terinspirasi dengan perilaku baik Gen Z. Gunakan hak pilih kita sepenuhnya dan sadari bahwa Golput bukanlah pilihan yang tepat.
Hal ini karena golput tidak akan menyelesaikan masalah. Jumlah pemilih Gen Z tidaklah sedikit, jika satu di antara mereka ada yang berpikiran untuk golput mungkin tidak akan berdampak signifikan. Namun jika perilaku ini dilakukan oleh ratusan pemilih Gen Z lainnya, maka golput hanya akan menimbulkan masalah besar bagi keberlangsungan negara setelah pemilu.
Oleh karena itu, sadarilah bahwa suara kita sebagai pemilih penting. Apalagi, tidak semua orang memiliki atau dapat menggunakan hak pilihnya. Pemilu juga menjadi ajang belajar menentukan pilihan, maka manfaatkan kesempatan ini dengan baik dan jauhi golput.
Salah atu cara menghindari Golput yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari mengenai politik cerdas berintegritas yang bisa ditemukan pada situs ACLC KPK. Dengan memahami apa itu politik berintegritas diharapkan dapat membantu menentukan pilihan yang terbaik dan tentu saja yang bebas dari korupsi. Semoga membantu
Referensi:
https://aclc.kpk.go.id/action-information/exploration/20230809-null