Membeli motor bekas lewat kredit kerap menjadi pilihan realistis: cicilan yang terjangkau membuat kendaraan lebih cepat dimiliki tanpa mengorbankan kebijakan keuangan jangka pendek.

Namun, dibanding kredit motor baru, kredit motor bekas punya sejumlah indikator, mulai dari pemeriksaan kondisi fisik sampai risiko administratif yang perlu dipahami agar transaksi berjalan aman dan menguntungkan.

Mengapa Orang Memilih Kredit Motor Bekas?

Alasan paling umum:

  • Harga lebih terjangkau
    Motor bekas biasanya jauh lebih murah daripada unit baru, sehingga DP dan cicilan jadi lebih ringan.
  • Depresiasi lebih kecil
    Motor baru mengalami penyusutan besar pada tahun-tahun pertama; membeli bekas berarti Anda menanggung sebagian depresiasi itu.
  • Pilihan model lebih beragam
    Pasar bekas memberi kesempatan menemukan model lawas yang sudah tidak diproduksi lagi.
  • Akses cepat
    Jika kondisi keuangan memadai, pembelian bekas bisa lebih cepat direalisasikan ketimbang menabung untuk unit baru.

Namun, ada juga sisi berisiko, mulai dari kondisi mesin yang tak sesuai ekspektasi hingga masalah administrasi (STNK/BPKB belum bersih). Oleh sebab itu pemahaman yang seksama menjadi kunci.

Jenis Pembiayaan untuk Motor Bekas

Secara umum ada beberapa jalur pembiayaan:

  1. Kredit melalui dealer / leasing rekanan
    Dealer bekas atau showroom yang bekerja sama dengan lembaga pembiayaan menawarkan paket kredit. Proses biasanya mudah, tetapi selalu cek reputasi dealer.
  2. Pembiayaan bank / multifinance
    Beberapa bank dan perusahaan pembiayaan menyediakan produk kredit khusus untuk motor bekas, ketentuan dan suku bunga berbeda tiap lembaga.
  3. Pinjaman pribadi / P2P lending
    Alternatif non-kredit kendaraan; cocok bila Anda ingin fleksibilitas, namun perhatikan biaya dan tenor.
  4. Tukar tambah (trade-in)
    Jika Anda punya motor lama, dealer bisa menerima tukar tambah dan menalangi sisanya; cocok bila menginginkan proses yang praktis.

Setiap opsi punya kelebihan dan kekurangan, pilih yang paling sesuai profil risiko, kebutuhan, dan kemampuan bayar Anda.

Dokumen yang Biasanya Diminta

Persiapkan dokumen berikut agar pengajuan lancar:

  • Fotokopi KTP (pemohon; pasangan bila diperlukan)
  • Fotokopi Kartu Keluarga (opsional)
  • STNK (asli dan fotokopi),  pastikan masa berlaku pajak jalan ter-update
  • BPKB (asli / fotokopi sesuai aturan lembaga pembiayaan)
  • Kwitansi jual beli atau faktur dari pemilik lama/dealer
  • Bukti penghasilan (slip gaji atau laporan usaha / rekening koran)
  • NPWP (jika diminta)

Beberapa multifinance mensyaratkan BPKB berada di tangan mereka sampai kredit lunas. Pastikan Anda paham mekanisme ini.

Cek Fisik & Riwayat Motor

Sebelum tanda tangan, lakukan pemeriksaan menyeluruh atau bawa mekanik terpercaya:

  1. Mesin & transmisi
    Hidupkan mesin dingin, dengarkan bunyi aneh, cek asap knalpot (asap putih/berwarna menandakan masalah).
  2. Kilometer & servis
    Cocokkan odometer dengan riwayat servis bila ada. Perbedaan signifikan bisa menandakan penukaran odometer.
  3. Rangka & body
    Cek keretakan, bekas las, atau penyok besar—indikator kecelakaan.
  4. Suspensi dan rem
    Tekan garpu depan, rasakan rebound; test rem depan-belakang.
  5. Elektrik
    Lampu, sein, klakson, charging/battery.
  6. Ban & velg
    Ketebalan kembang ban dan kondisi pelek.
  7. Dokumen orisinil
    STNK/BPKB asli, cek nama pemilik, cek pajak kendaraan; cocokkan nomor rangka/mesin dengan dokumen.
  8. Catatan pemilik
    Minta riwayat servis, nota perbaikan, atau bukti klaim garansi (jika ada).

Jika menemukan masalah besar, negosiasikan harga atau batalkan transaksi.

Perhitungan Angsuran

Untuk memberi gambaran praktis tanpa mengikat pada suku bunga tertentu, berikut contoh ilustrasi flat-rate (ilustrasi sederhana):

  • Harga motor bekas: Rp 15.000.000
  • Uang muka (DP): Rp 3.000.000
  • Jumlah yang dibiayai = Rp 15.000.000 − Rp 3.000.000 = Rp 12.000.000
  • Misal bunga flat 1% per bulan (contoh ilustratif, bukan rekomendasi)
    • Bunga bulanan = 1% × Rp 12.000.000 = Rp 120.000
    • Angsuran pokok per bulan = Rp 12.000.000 ÷ 24 bulan = Rp 500.000
    • Total angsuran per bulan = Rp 500.000 + Rp 120.000 = Rp 620.000

Tips Negosiasi Harga & Skema Pembiayaan

  • Gunakan hasil inspeksi sebagai alat tawar
    Temukan poin perbaikan untuk menurunkan harga.
  • Bandingkan beberapa lembaga pembiayaan
    Suku bunga dan biaya dapat berbeda signifikan.
  • Pertimbangkan DP lebih besar jika mampu
    Mengurangi jumlah pinjaman menurunkan beban bunga.
  • Pilih tenor sesuai kemampuan nyata
    Jangan memaksakan tenor panjang tanpa mempertimbangkan bunga total.
  • Minta penjelasan tertulis untuk setiap biaya tambahan
    Untuk menghindari klaim biaya lain di kemudian hari.

Alternatif Selain Kredit Tradisional

  • Cash: bila punya dana, ini mengurangi total biaya (tanpa bunga).
  • Tukar tambah: praktis bila ada motor untuk dipakai sebagai DP.
  • Refinancing: jika sudah memiliki kredit lama dan ingin perbaiki suku bunga atau tenor.
  • Platform jual-beli terverifikasi: beberapa platform menawarkan jaminan inspeksi dan layanan purna jual.

Membeli Motor Bekas dengan Bijak

Mengambil motor bekas secara kredit memang lebih terjangkau bagi banyak orang. Namun yang perlu dipahami adalah melakukan inspeksi teliti, dokumen bersih, perhitungan angsuran realistis, dan memilih lembaga pembiayaan/dealer terpercaya. Dengan persiapan matang, dokumentasi rapi, simulasi angsuran, serta pemeriksaan teknis. Anda bisa menikmati manfaat motor bekas tanpa terbebani risiko yang tak perlu.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *